Malang – Pertandingan Arema FC versus Persib Bandung di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (15/4/2018), berakhir ricuh. Aremania meluapkan kekecewaan karena Arema masih belum bisa menang dengan masuk lapangan.
Menurut manajemen, suporter turun ke lapangan karena dipicu keputusan wasit Handri Kristanto asal Jawa Tengah yang beberapa kali merugikan Arema. Dimulai dengan gol kedua striker persib Ezechiel N’Douasel.
Wasit terus melanjutkan pertandingan, padahal ada gelandang Arema, Ahmet Atayev yang tidak bisa bangkit lagi setelah berbenturan dengan pemain Persib.
“Jadi, Aremania bereaksi setelah beberapa kali kepemimpinan wasit merugikan Arema. Yang paling serius tentu kartu merah untuk Dedik Setiawan menit 88. Karena aksi Aremania terjadi setelah momen itu,” kata Media Officer Arema, Sudarmaji.
Dikonfirmasi terpisah, salah satu Aremania Korwil Amazon, Zaenudin Yusrin menjelaskan jika ada pemicu lain yang membuat suporter turun ke lapangan.
“Waktu penanganan awal match steward melakulan kesalahan. Ada Aremania yang ingin masuk lapangan langsung dipukul. Itu memancing reaksi dari Aremania lainnya untuk ikut turun,” kata Aremania yang akrab disapa Iin itu.
Insiden yang lebih besar pun tak bisa dihindari. Aremania menyerbu lapangan dan beberapa di ataranya ingin membalas perbuatan dari match steward. Tidak sedikit juga yang melampiaskan amarah kepada pihak Kepolisian yang melepaskan tembakan gas air mata.
“Untuk standar pengamanan tentu di luar kendali panpel karena tim keamanan sudah memiliki SOP dan pertimbangan sendiri sampai melepaskan gas air mata. Tapi yang jelas manajemen bertanggung jawab untuk merawat Aremania yang menjadi korban,” imbuh Sudarmaji.(bl)